Rabu, 30 November 2011

Permainan Membanggakan Timnas Selection vs Kisruh PSSI

Baru beberapa jam yang lalu sebuah pertandingan persahabatan antara Indonesia Selection vs LA Galaxy (Club Juara MLS/Liga Sepakbola Profesional di Amerika) usai. Banyak publik sepak bola tanah air yang memprediksi bahwa Indonesia akan kembali dipermalukan seperti ketika bertanding melawan Tim- Tim elit dari luar Negri. Terlebih, LA Galaxy diperkuat oleh Pemain- pamain Bintang seperti London Donovan, Robie Keane dan tentu saja Sang Super Star David Beckham.

Namun semua prediksi tersebut ternyata salah, walaupun Indonesia menelan kekalahan tipis 0-1, akan tetapi permainan yang ditampilkan oleh para pemain yang terdiri dari pemain Timnas Senior dan Timnas U-23 sungguh membuat semua penonton menjadi terhibur. Terutama penampilan Andik Vermansyah dan Pemain Naturalisasi Greg Nwokolo benar- benar mampu menuai aplaus dari para penonton. Bahkan seorang David Beckham pun sampai emosional dan melakukan tackling keras terhadap Andik demi menahan pergerakan pemain mungil ini.

Sungguh sebuah tontonan yang benar- benar menghibur bagi para pecinta sepakbola nasional, terlebih disaat kekisruhan di persepakbolaan nasional yang juga tak kunjung selesai. Era baru kepemimpinan PSSI yang pada awalnya membuat publik sepakbola Indonesia menaruh harapan besar demi kemajuan Sepakbola,namun ternyata malah seperti ajang balas dendam bagi para pengusung LPI yang dengan semena- mena mengusung kepentingan beberapa pihak yang pada awalnya gagal menjadi Calon Ketua Umum.

Ternyata setelah gagal membuat kericuhan dalam kongres, mereka berhasil menyisipkan salah satu orangnya yakni ketua umum yang sekarang untuk memimpin PSSI dan menggolkan kepentingan mereka, yang akhirnya menimbulkan dualisme kompetisi.

Kalau sudah begini, bagaimana Sepakbola kita akan maju?? Sungguh sangat disayangkan animo masyarakat yang begitu luar biasa terhadap kemajuan sepakbola nasional sampai harus memakan korban meninggal saat pertandingan Final Sea Games beberapa waktu yang lalu. Alangkah sia- sianya permainan apik yang ditunjukan Andik Vermansyah dkk, jika Sepakbola Nasional kita masih ditunggangi orang- orang picik yang hanya mementingkan kepentingan golongan mereka.

Entah sampai kapan semua ini akan tetap seperti ini?? Haruskah Sepakbola Nasional kita tetap dalam keadaan mati suri??

Wallahua'lam...

by : Ardie Haji Ayub

Jumat, 25 November 2011

Menyusuri Jejak Sangkuriang Dan Dayang Sumbi

Pagi itu Minggu,20 November 2011 pukul 07.00 WIB saya beserta rombongan sudah berada di bus Hiba Utama ukuran sedang, siap untuk berangkat menuju Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu. Pagi itu cuaca cukup cerah di Jakarta membuat semangat kami semakin bertambah untuk segera menikmati keindahan salah satu wisata alam yang terkenal di daerah jawa Barat tersebut. Tepat pukul 07.15 WIB setelah memastikan semua peserta berada di dalam Bus,maka kami pun berangkat.

Suasana yang masih pagi dan di hari minggu membuat perjalanan terasa begitu cepat hingga kami memasuki Tol Cipularang, salah satu akses jalan menuju Bandung yang begitu terkenal rawan akan kecelakaan lalu lintas. Ditambah cuaca yang ternyata kurang bersahabat karena tiba- tiba hujan turun mengiringi perjalanan kami, mambuat supir Bus yang kami naiki pun mengambil inisiatif untuk melajukan kendaraannya dengan sangat hati- hati.

Tepat pukul 09.10 WIB kami pun sampai di kota Bandung, dan keadaan cuaca pun sudah mulai membaik. Beberapa orang panitia pun berinisiatif untuk beristirahat sejenak di sebuah SPBU di Jl. Pasirkaliki, Bandung, Jawa Barat. karena ada beberapa orang yang ingin ke toilet. Dan tepat pukul 09.30 WIB kami pun kembali melanjutkan perjalanan menuju ke tempat tujuan. Kembali cuaca mendung menyelimuti perjalanan kami,hingga timbul sedikit kekhawatiran akan gagalnya rencana kami menikmati pemandangan Indah Kawah di Gunung Tangkuban Parahu karena akan tertutup kabut setelah hujan turun.

Pukul 11.00 WIB kami pun sudah memasuki pintu gerbang Taman Wisata Gunung Tangkuban Parahu, namun akhirnya hujan kembali turun tepat saat kami sampai di parkiran Bus.

Akhirnya kami memutuskan menunda untuk melanjutkan ke lokasi kawah Gunung Tangkuban Parahu dengan menggunakan Shuttle Bus yang memang telah disediakan oleh pengelola Taman Wisata bagi para pengunjung yang menggunakan Bus Sedang hingga besar, karena jalan menuju lokasi yang tambah mengecil.

Tepat pukul 11.30 WIB akhirnya hujan pun berhenti, suasana dingin tak mengurangi semangat kami untuk segera menyambung dengan Shuttle Bus menuju ke Lokasi Kawah. Dalam perjalanan dari tempat parkir Bus menuju Kawah Gunung yang menempuh jarah 1,2KM kami kembali dihadapkan dengan suasana kurang menyenangkan karena turun kabut yang membuat jarak pandang hanya mencapai 5M untuk ukuran mata normal. Bayangan akan gagal melihat pemandangan indah sampai ke bibir kawah pun terus terlintas dalam pikiran kami semua saat itu. Namun supir shuttle Bus yang membawa kami pun sedikit melegakan hati kami setelah bilang kalau keadaan seperti ini hanya akan berlangsung sekitar 1 jam.

Sampailah kami di Lokasi Wisata Gunung Tangkuban Parahu dengan keadaan masih penuh dengan kabut yang menutupi sekitar wilayah ini.

Namun kami tidak berputus asa untuk coba menjelajahi beberapa lokasi yang kami anggap menarik di sekitar Taman Wisata itu.

Setelah para panitia mengumumkan bahwa kami boleh berpencar dan berkeliling asalkan harus kembali berkumpul tepat pukul 16.00 WIB, tepat pukul 12.00 WIB saya beserta beberapa rekan langsung menuju lokasi menarik pertama, yaitu lokasi air keramat. Walau masih diselimuti kabut tebal serta jarak 1,5KM di sepanjang bibir kawah yang harus kami lewati, namun kami tetap semangat untuk segera menuju ke lokasi. Medan yang cukup sulit serta jarak pandang yang begitu terbatas membuat kami sangat berhati- hati dan sudah pasti membuat kami sangat kelelahan. Lalu agak sedikit mengecewakan saat kami sampai di lokasi karena kami hanya mendapati sebuah sumur tua yang dipercaya oleh warga sekitar sebagai tempat pemandian Dayang Sumbi (Ibunda Sangkuriang, tokoh dongeng yang membuat Gunung Tangkuban Parahu ini begitu terkenal). Namun ada sedikit kebanggaan yang tersirat di hati saya dan rekan- rekan saat itu, ketika kami tau bahwa kami sedang berdiri di ketinggian 1.800M di atas permukaan laut. Jadi tidak terlalu sia- sia lah perjalanan kami menempuh jarak 1,5KM meter menuju Lokasi Air keramat itu.

Perjalanan pun kami lanjutkan menuju Kawah Upas, dimana kami bisa lebih dekat dengan dasar kawah. Dan alangkah menyenangkan saat itu, karena keadaan sekitar sudah kembali terang bersamaan dengan hilangnya kabut yang sebelumnya telah menyelimuti sebagian besar daerah ini. Dengan menempuh perjalanan menurun berjarak 1KM dari Lokasi Air Keramat,kami pun sampai di Lokasi Kawah Upas dengan pemandangan sangat indah yang membuat rasa lelah dan dingin yang menyerang kami lenyap dalam seketika.

Inilah kebesaran Tuhan, Keindahan alam yang begitu mempesona. Menggugah ingatan kami tentang dongeng semasa kecil kami tentang Sangkuriang dan Dayang Sumbi ibunya.

Namun, waktu terasa begitu cepat. sudah pukul 15.00 WIB, mengharuskan kami untuk segera turun menuju tempat parkir Shuttle Bus yang menjemput kami untuk kembali ke Parkiran Bus karena kami tidak ingin melebihi batas waktu yang telah ditentukan para panitia. Walau masih berat hati, namun kami tetap harus segera berkumpul bersama rombongan. Maka,saya pun berucap dalam hati untuk kembali ke sini ke Taman Wisata Gunung Tangkuban Parahu suatu saat nanti. Untuk kembali menikmati keindahan kekayaan alam sejati ciptaan Ilahi, serta mengenang kisah Sangkuriang dan Ibunya Dayang Sumbi.

(Ardie Haji Ayub)

Sabtu, 05 November 2011

Mari Berkurban

Allahuakhbar... Allahuakhbar... Allahuakhbar
Allahuakhbar Walillahilhamdu....

Gema Takbir Berkumandang di Malam Iedul Adha 1432 H ini. Seluruh umat muslim di dunia bersiap menyambut hari raya.. Hari yg jg dikenal sebagai Iedul Qurban. Karena di hari raya inilah semua umat muslim yg mampu secara materi diperintahkan untuk menyisihkan sebagian hartanya untuk berqurban.

Mengingat peristiwa yg dialami Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail, ketika Allah SWT menyuruh beliau utk menyembelih anaknya melalui petunjuk yg Ia dapatkan lewat mimpi. Dan sebagai seorang yg teruji keimanannya maka Nabi Ibrahim dengan persetujuan Nabi Ismail tentunya, melaksanakan Perintah Allah SWT tersebut. Berbagai kodaan yg dilakukan Iblis pun tidak mampu meruntuhkan keimanan keduanya, sehingga akhirnya Allah SWT menukarkan tubuh Ismail dengan seekor Gibas/Domba. Maka, Rasulullah menganjurkan kepada umat Muslim utk berkurban agar bisa mengambil hikmah yg terjadi dalam peristiwa Nabi Ibrahim tersebut sebagai bentuk Keimanan kita kepada Allah SWT. Dan berdasar apa yg pernah dialami Keluarga Nabi Ibrahim pula,maka di perayaan Iedul Adha inilah muslim di seluruh dunia berkumpul di Masjidil Haram utk melakukan Ibadah Haji.

Di zaman sekarang ini makna Berqurban di hari raya Iedul Adha ini lebih diartikan agar sebagian muslim yg mampu secara materi bisa sedikit berbagi dengan sesama yg memang kurang mampu. Dimana hasil dari daging Qurban tersebut dikelola dengan baik agar dapat dibagikan kepada orang2 yg memang pantas menerimanya.

Sedikit hal yg kini menjadi sorotan adalah, pengelolaan daging qurban yg terkesan kurang baik dan terkesan tebang pilih menjadi hal yg perlu dibenahi. terutama yg terjadi di negri kita tercinta ini, Indonesia. hal ini menyebabkan tidak meratanya pembagian daging qurban hingga kerap menimbulkan kericuhan.

Ternyata,bukan cma birokrasi pemerintahan yg semrawut. keburukan birokrasi di Indonesia jg menurun sampai kepada kegiatan agama seperti ini. untuk itu kita patut membenahi, karena kalau bukan kita ya sapa lagi. Marilah kita berkurban, Dan dengan berkurban kita tunjukan kepedulian terhadap sesama secara ikhlas serta tanpa birokrasi yg rumit. dan mudah2an negri ini segera di berikan pencerahan yg mampu merubah semua keadaan buruk ini. Amin

Selamat Iedul Adha 1432 H...

By : Ardie Haji Ayub